Rabu, 26 Oktober 2016

Biografi of Siti Rafiah



a Charitable woman


Siti Rafiah is one of my friends in campus, I do not know her so well, so if I have wrong’s perception, keep enjoy guys. This is just a story about her in my perception. Her full name is Siti Rafiah MH, you can call her Siti, fi’ah, or eza. Now, she is a university student. She was born in Pekanbaru (21 years ago), on 15 september 1995. She live in jalan Pembina IV blok K-8, Rumbai, Pekanbaru. She is youngest from one brother and sister in the family. Her hobby is cooking.

Beforehand, she live in Kota Cane, Aceh Tenggara. She move from Aceh to Pekanbaru on 2001.  She move to Pekanbaru because in the past, in Aceh happened the conflict, the conflict is GAM. And the army of  GAM almost shoot her father. Fortunately, it did not happen because her father deemed Javanese. Furthermore, she moved to Pekanbaru because in Pekanbaru she has a family too. Firstly when her arrived in Pekanbaru, she stay in her uncle’s house just one week and move to rent house.

Now, she study in Lancang Kuning University, in  third semester. She take FKIP English Department course, because she followed her friend(Della Syahfitri) and want to be a teacher in the future. She had studied in 026 of elementary school in Pekanbaru (2003-2009). She had studied in 06 of junior high school in Pekanbaru (2009-2012). She graduated from vacational high school 5 Pekanbaru (2012-2015). She take vocational school because she want when she graduated from there, she directly to get a job.  After graduated, she work in “CV. Central teknik abadi” just two month, after that she continued her study to next level.


I think, Siti is a cute and sweet woman. She has a character of charitable. In evidence, in her phone many pictures of her cousins and when I ask her about her cousin, she always answered with pleasure. She is “wanita Sholeha”. Why I say like this, because she often post in her social media about her religion and her character is support to. She also has” pendirian yang kuat” because when I try to rebut her opinions, she always keep in her opinion.  I like her style like spontan to say I do not like, when she do not like something. She is care to everyone. For example when I get the acne she give me ointment of acne, after that my acne is lose, big thanks Siti. In fact, she always active in her blog, perhaps she like become blogger or she want to be writer?. I do not know but I hope she will get what she want.  

Well, this is biografi of Siti Rafiah, I know I have many mistakes. So I apologize in my mistakes and I hope you give me a comment or suggestion. Keep enjoy!

Sabtu, 08 Oktober 2016

Botol Susu



Don’t Throw Me
Suatu hari, saya mendapatkan tugas dari guru seni saya di sekolah. Tugas ini, merupakan tugas ujian praktek akhir semester saya di kelas tiga SMP. Tugasnya adalah membuat sebuah karya seni dari barang bekas yang biasanya habis dipakai langsung dibuang. Tugas praktek ini, bukan tugas individual melainkan tugas kelompok. Ketika semua kelompok sudah terbagi, anggota kelompok kami langsung berkumpul dan mendiskusikan tentang barang bekas apa yang akan kami pakai, dan akan jadi karya seni seperti apa barang tersebut.

Ketika kami sedang berdiskusi, banyak sekali barang bekas yang ingin dijadikan sebagai bahan untuk karya seni kami. Dan masing-masing diantara kami, berbeda pendapat tentang barang yang akan  dijadikan sebagai karya seni kami tersebut. Perbedaan pendapat ini, sempat membuat konflik kecil dalam kelompok kami. Namun, konflik itu bisa kami selesaikan saat itu juga. Karna saat itu, kami memilih cara voting agar adil dalam memutuskan barang apa yang akan kami pakai nantinya.

Setelah voting, kami setuju untuk menggunakan kaleng bekas sebagai bahan untuk karya seni kami. keesokan harinya, kami pergi untuk mencari beberapa kaleng bekas dan barang tambahan lainnya yang kami perlukan. Ketika semua bahan terkumpul, kami langsung membagi tugas masing-masing. Dan masing-masing diantara kami, bekerja keras dan berfikir keras agar karya seni yang kami buat menjadi karya seni yang terbaik dari semua karya seni yang ada di sekolah kami. tidak lupa kami menghadirkan canda tawa ketika mengerjakannya, agar kerjasama di kelopmpok kami bisa terbangun.

Namun ternyata, karya seni yang kami buat juga dibuat oleh beberapa kelompok. Secara tidak langsung, kabar ini langsung membuat kami patah semangat. Pada saat itu, kami pasrah dan ikhlas kalau karya seni kami bukanlah karya seni yang terbaik dan kami tidak mendapatkan nilai yang terbaik. Dan seketika itu juga, salah satu dari anggota kami tidak ingin perjuangannya sia-sia dan masih tetap ingin menjadi yang terbaik. Karna semangatnya yang begitu besar, membuat semangat kelompok kami bangkit kembali, bahkan lebih bersemangat dari yang sebelumnya.

Saat itu juga, kami langsung berkumpul dan mendiskusikan kembali barang yang akan kami gunakan. Kami mendiskusikannya dengan hati-hati agar, karya yang akan kami buat selanjutnya menjadi karya yang benar-benar terbaik dari yang lainnya. Karna kegagalan yang pernah kami alami sebelumnya, setiap pendapat yang disampaikan langsung disaring dan dibayangkan bagaimana hasilnya nanti . hali ini karena, kami tidak ingin kembali gagal. Kami tahu, gagal itu wajar. Namun waktu yang ditentukan untuk memasukkan nilai sudah dekat, sehingga kami tidak punya waktu lagi untuk gagal.

Setelah beberapa lama kami berdiskusi, kami setuju dengan satu ide. Kami berharap ide ini menjadi ide yang terbaik. Idenya adalah dengan menggunakan kain dan kardus bekas sebagai bahannya. Namun, ketika kami sedang mencari bahannya, ternyata kardus bekas susah dicari karna setiap toko sudah menjual kardus bekasnya kepada pemulung. Dan akhirnya, kami membatalkan kardus bekas sebagai bahan untuk membuat karya seni kami.

Setelah kelelahan mencari kardus bekas dari toko ke toko lainnya, kami memutuskan untuk beristirahat sebentar. Kami beristirahat di sebuah toko sembako yang lumayan besar. Karna lelah dan haus masing-masing diantara kami ada yang membeli air mineral, minuman bersoda, minuman dingin, dan susu.Minuman yang kami beli langsung habis seketika, karna rasa haus yang sebenarnya sudah lama kami rasakan. Dan ketika minuman itu habis kami merasakan segar dan dapat berfikir jernih kembali.

Tiba-tiba salah satu dari anggota kami, termenung sambil memegang botol susu miliknya seperti sedang memikirkan sesuatu yang sangat serius. Hal itu membuat kami heran dan penasaran, dengan segera kami memanggilnya dan menyadarkannya. Ketika dia sadar, dia tersenyum dan mengatakan bahwa dia telah mendapatkan ide yang cemerlang. Mendengar hal itu, secara spontan kami langsung menanyakan ide yang didapatkannya. Dengan penuh semangat, dia mengatakan bahwa idenya adalah dengan menggunakan botol susu sebagai bahan untuk membuat karya seni.

Awalnya kami tidak setuju namun, melihat semangatnya dan mendengar penjelasannya yang sangat menarik, membuat kami setuju dengan idenya. Dengan segera, kami mencari botol susu disetiap tong sampah dan parit yang kami lalui. Setelah semua bahannya terkumpul, kami mendiskusikan kembali bentuk dan hasil yang akan menjadi karya seni kami nanti. Dari diskusi tersebut kami mendapatkan ide yang lebih bagus lagi, yaitu membuat “boneka penguin berlampu dari botol susu bekas”.

Dengan penuh semangat, kami langsung membagi tugas masing-masing dan saling bekerja sama. tidak lupa kami menghadirkan canda tawa disetiap pekerjaan kami. sampai akhirnya sebuah karya seni terbaik dapat kami ciptakan. Dan kami sangat senang karna karya kami dihargai dengan nilai yang memuaskan. Lebih lagi, karya kami dimasukkan ke dalam lemari dimana semua karya terbaik siswa-siswi ada didalamnya. Kami sangat bangga dengan karya kami, dan kami ingin terus membuat karya seni terbaik lainnya.


“Botol susu bukan Cuma berharga ketika ia diisi dengan susu, but when  it does not has anything, the bottle keep valuable”.

Keep enjoy!

Rabu, 05 Oktober 2016

Definition Of Prosa Based On Expert

Hallo sahabat blog syuper, this is the definition of “prosa” based on Expert and in last I try to conclude the definition of it. So, semoga bermanfaat, keep enjoy!.

1.     The Establishment of Modern English Prose (1998), Ian Robinson observes that the term prose is "surprisingly hard to define. . . . We shall return to the sense there may be in the old joke that prose is not verse."

2.     (Samuel Taylor Coleridge, Table Talk, July 12, 1827) says that ,  prose is the words in their best order".


3.     (Molière, Le Bourgeois Gentilhomme, 1671) says that, “All that is not prose is verse; and all that is not verse is prose”. 


4.     (John Cheever, on accepting the National Medal for Literature, 1982)  says that,  " prose is where one hears the rain and the noise of battle. It has the power to give grief or universality that lends it a youthful beauty."


5.     (Jeremy Bentham, quoted by M. St. J. Packe in The Life of John Stuart Mill, 1954)  says that, "Prose is when all the lines except the last go on to the end. Poetry is when some of them fall short of it." 


6.     (Governor Mario Cuomo, New Republic, April 8, 1985)  says that, "You campaign in poetry. You govern in prose." 


7.     (George Orwell, "Why I Write," 1946)  says that, "one can write nothing readable unless one constantly struggles to efface one's own personality. Good prose is like a window pane."


8.     (Richard Lanham, Analyzing Prose, 2nd ed. Continuum, 2003)  says that, "Our ideal prose, like our ideal typography, is transparent: if a reader doesn't notice it, if it provides a transparent window to the meaning, then the prose stylist has succeeded. But if your ideal prose is purely transparent, such transparency will be, by definition, hard to describe. You can't hit what you can't see. And what is transparent to you is often opaque to someone else. Such an ideal makes for a difficult pedagogy."


9.     (John Gross, Introduction to The New Oxford Book of English Prose. Oxford Univ. Press, 1998) says that, "Prose is the ordinary form of spoken or written language: it fulfills innumerable functions, and it can attain many different kinds of excellence. A well-argued legal judgment, a lucid scientific paper, a readily grasped set of technical instructions all represent triumphs of prose after their fashion. And quantity tells. Inspired prose may be as rare as great poetry--though I am inclined to doubt even that; but good prose is unquestionably far more common than good poetry. It is something you can come across every day: in a letter, in a newspaper, almost anywhere."


10.                        (UK ESSAY) says that “Prose is a type of epic literature that is written in lines. Usually sentences in prose continuous in that line, not in another one. Some authors (writers) say that writing prose is the best form of writing, because words are in their best order”.

Conclusion: I think, Prosa is ordinary language people use in speaking and writing, and it provides a transparent window to the meaning.